Minggu, 11 November 2007

Ayo segera bergabung!

CASTING MASAL UNTUK SINETRON

KELUARGAKU NERAKAKU….

GMC Entertainment akan melakukan casting masal untuk sinetron produksi kelimanya yang berjudul, Keluargaku Nerakaku dan Ali Babby & Putri Ayu dan bakal disutradarai Achiel N Nasrun dan Aca Hasanudin.

Menyoal kenapa dilakukan casting masal menurut Thress-No Boeyil, produser GMC Entertainment, berdasarkan casting sinetron sebelumnya yang selalalu dipadati peminat.

“Jadi untuk mengantipasi membludaknya peminat casting, kami adakan casting secara masal aja. Ini lebih efektif, soal hasilnya gak usah kawatir, karena kami akan menghadirkan sutradara beken, Aca Hasanudin, Achiel N Nasrun sebagai penyeleksinya,” ungkap Thress-No Boeyil.

Talenscout yang telah banyak mengorbitkan artis papan atas ini menambahkan, pemilihan calon pemain sinetron Keluargaku Nerakaku, secara masal, semua itu didasari pengalaman sebelumnya yang pesertanya membludak.

“Kami tidak mau mengecewakan masyarakat yang memang pengen main sinetron, makanya kami akan menyeleksi secara ketat melalui foto, setelah itu baru dilakukan casting secara masal. Buat yang terpilih sebagai yang terbaik, kami akan memberikan kesempatan mendapat peran pembantu. Hal itu juga kami berikan kepada peraih Best Of The Best Biang Model Iklan 3 lalu, Emmy Chantika dari Hongkong dia langsung mai bareng Eko Londo dan Novie Chandra di sinetron Srikandi & Meneer Jack,” jelas Thress-No.

Buat yang bermiinat mengikuti casting masal dengan label Lomba Akting Sinetron & Model Iklan Indonesia ini terbuka untuk umum, pria dan wanita, berusia 12-30 tahun, menulis biodata pribadi yang disertai alamat lengkap RT, RW dan kode pos, foto clor close up ukuran 4 R sebanyak 3 lembar. Dan perangko balasan pecahan 2500 sebanyak 4 lembar dan seluruh persyaratan dikikirim ke GMC Entertainment Komp. Kranggan Permai Blok AS 43 No. 28. Kranggan, Jatisampurna, Bekasi 17433. Info lengkap bisa hubungi 021.93731964. Pendaftaran ditutup tanggal 30 November 2007 Cap Pos.





Jumat, 13 Juli 2007

Kilas Balik


Artis yang kini popular namanya, Della Puspita, menjadi salahsatu peserta Pemilihan Top Model Iklan 1999 yang diselenggarakan Studio Satu di Kemayoran, Jakarta Pusat

DARI STUDIO SATU KE GMC ENTERTAINMENT

BERANGKAT dari kekecewaan sebagai dewan juri pemilihan model di Bogor pada tahun 1999, Thress-No Boeyil yang waktu itu masih aktif sebagai wartawan Majalah Film mencoba memberanikan diri membuat event Pemilihan Top Model Iklan Indonesia.

Sebagai gebrakan Thress-No yang menggandeng Marthin Ubwarin. Tonny Bramantara, Dimas Supriyanto, Ibrahim Syahroni dan Ersa mengibarkan bendera Studio Satu, karena penggagasnya para wartawan, maka dipilihlah nama Satu merupakan kependekan LenSa WarTa Utama.


Sebagai langkah pertama Studio Satu menghadirkan kontes mode Pemilihan Top Model 1999 dengan memperebutkan trophy 5 artis beken tahun saat itu. Paramitha Rusady untuk pemenang Tercantik, Lisa A Riyanto (Pemilik Rambut Terindah), Adam Jordan (Senyum Paling Menawan), Dede Yusuf (Peserta Termacho) dan Sahrul Gunawan (Juara Umum Anak-anak). Tidak hanya menghadirkan 5 artis top, tapi dewan jurinya juga artis terkenal, Debby Sahertian, Anwar Fuady dan sutradara Yopi Burnama.

Pemenang utama event perdana Studio Satu adalah Della Puspita, artis papan atas yang namanya telah malang melintang di pentas sinetron Indonesia. Tidak hanya Della Puspita, dari Pemilihan Top Model Iklan 1999, juga lahir artis yang tidak kalah popular, Fitri Kurnia, Model iklan Djarum Coklat, penyanyi dan bintang sinetron.

Setelah sukses menggelar event Pemilihan Top Model Iklan Indonesia 1999, Studio Satu menggebrak event Pemilihan Top Model Macho & Cantik atau lebih beken (Macan) Surabaya 1999. Pemilih Top Model Macan Surabaya 1999, memperebutkan trophy dua artis top saat itu dan disesuaikan karakter si artis, trophy Termcho atas nama Ari Wibowo dan Trophy Tercantik Dian Nitami.

Lagi-Lagi Studio Satu melahirkan dua artis, Frendy (model iklan merek kopi, bintang sinetron) dan Hengky Kurniawan. Selain melahirkan artis papan atas, jumlah pesertanya juga membludak, mencapai angka 300 orang. Menghadirkan juri, Dimas Supriyanto (Redaktur Pelaksana Majalah Film) Suharto Wijaya (Pemimpin Redaksi Majalah Film) .

Berikutnya di tahun 2000 Studio Satu menggelar event Pemilihan Top Model Keren & Cantik (Kencan) 2000, kali ini Studio Satu menggandeng dua artis keren, Pierre Roland yang saat itu beken dengan sinetron Gerhana produksi Starvision dan Dina Lorenza, pasangan Pierre Roland di sinetron Gerhana. Dewan jurinya Drs. H. Maman Suherman (Pemimpin Redaksi Tablid Citra, Halimin (Dirut T shirt Colony), Septian Dwi Cahyo, Dimas Supriyanto dan Hermawan (Syam Modelling Jember)/

Pada event yang di gelar di Gudang Café, Jakarta Kota pesertanya juga lumayan membludak, 250 orang dan dari event ini lahir artis beken Irfan Jay. Di tahun 2001, Studio Satu mengadakan event untuk para model beken dengan label, Anugerah Model Indonesia. Karena sifatnya pemberian penghargaan maka, tidak memperebutkan trophy artis. Pada event kali ini Studio Satu melahirkan artis, Tommy Kaganangan (model iklan Mie Sedap dan bintang sinetron cilik.

Tahun 2002, masih dengan bendera Studio Satu, Thress-No Boeyil selaku komandan kembali menggelar event Pemilihan Top Model Beegees, (Beken & Geulis) sesuai namanya, maka Studio Satu memilih dua artis beken Dicky Chandra dan si geulis Che Che Kirani.

Merasa tidak ada kemajuan secara finansial, akhirnya Thress-No memutuskan untuk oof 2 tahun, tepat tahun 2004, Thress-No kembali hadir di pentas event organizer dengan bendera Graha Model Cinema (GMC) dan kali ini Thress-No menggandeng Kiato menggelat event Dicari Biang Model & Akting (BIMA) 1. Kali ini lebih banyak artis yang lahir, hanya saja tidak terpantau oleh GMC. Dewan juri, Gusti Randa, Aca Hasanudin (sutradara), Achiel N Nasrun (sutradara) , Herry Topan dan Drs. Maman Suherman .

Selanjutnya di tahun 2005 GMC menggelar event Lomba Akting Sinetron & Model Indonesia, dari sini lahir banyak talent yang lumayan potensial, Vevina Kurnia Wardani, Sapta Aniek, Vita, Winny Mulyawati dll. Juri, Drs, Maman Suherman, Aca Hasanudin, Indro Warkop, Dimas Supriyanto dan Auk Murat.

Biang Model & Akting part 2, digelar tahun 2005 dan menghasilkan artis Delvia Hamzah yang main gemilang di sinetron Pink, Lilia Rosa (Pink) Hanny (sinetron Geng 5) dan Chindy Valerie. Dewan juri, Dedi Setiadi (sutradara), Aca Hasanudin (sutradara), Herry Topan, Oik dan David Mandang.

Bursa Calon Artis 2006, event berikutnya GMC. Pada kontesmodel dan acting kali ini pesertanyah jauh mendurun, Cuma 21 orang. Walau begitu GMC tetap menyalurkan pemenang ke rumah produksi papan atas. Walau dengan pesertanya yang merosot tajam, GMC kembali menggelar event Pemilihan Jawara Akting & Model part 1. Kali ini lahir artis cilik yang namanya mulai menanjak, Gesar Sebastian.

BCA 2 digelar dengan peserta naik 27 orang dan pemenangnya pun banyak yang telah terserap di rumah produksi papan atas. Dewan juri tetap, Drs. Maman Suherman, Aca Hasanudin, Otis Pamutih dan Indro Warkop.

Jawara Akting & Model part 2, kembalinya kejayaan GMC Entertainment. Peserta audisi di seluruh Indonesia mencapai 1.000 orang dan finalisnya mencapai 81 orang. Kali ini GMC membuat terobosan dengan memproduksi dua judul sinetron, Basuki Sang Gubernur dan Si Eneng dan Sepatu Boot.

“Alhamdulilah pesertanya membludak dan semua main sinetron, walaupun tidak semua peserta mendapat peran yang menonjol Tapi mereka puas semua nampaknya,” ujar Thress-No Boeyil.
Selkanjutnya? BIMA 3, LASMI 3, BCA 3 dan JAM 3, tunggu ya…..


Jumat, 15 Juni 2007

Finalis langsung suting 2 judul sinetron


Ajang BIMA 3 dimulai


SUKSES menggelar event Pemilihan Jawara Akting & Model part 2 dan sekaligus memproduksi 2 judul sinetron, Basuki Sang Gubernur dan Si Eneng dan Sepatu Boot, GMC Entertainment menggelat event spektakuler, Pemilihan Biang Model & Akting (BIMA) part 3.

Seperti pada event JAM part 2, yang melibatkan para pemenangnya langsung main di dua judul sinetron produksi perdana GMC Entertainment, pada BIMA 3, GMC juga akan memproduksi dua judul sinetron sekaligus. Untuk finalis BIMA 3 kategori anak GMC akan memproduksi sinetron John Ket Jawara Anak Kota dan untuk peserta remaja dan dewasa GMC mempersiapkan cerita Barbie Tik-Tik Wow.

“Sambil nunggu dua judul sinetron produksi perdana kami tayang, kami mencoba menggelar event Biang Model & Akting part 3. Finalisnya kami harapkan bisa langsung syuting sinetron Barbie Titik-Tik Wow dan John Ket Jawara Anak Kota,” ujar Thress-No Boeyil project officer sekaligus produser Basuki Sang Gubernur dan Si Eneng dan Sepatu Boot.

Sinetron Barbie dan John Ket scenario dan sutradara kembali dipercayakan sutradara senior Achiel N. Nasrun, sutradara kawakan yang karyanya sukses di bioskop, seperti film Lupus, Si Roy, Olga dan Sepatu Boot dan Leak ini.

“Dipilihnya Bang Achiel, karena kebetulan Bang Achiel memahami kondisi kami, PH baru yang masih harus banyak belajar dalam segala hal. Apalagi kami akan melibatkan talent-talent yang benar-benar baru dalam menekuni dunia acting, sehingga dibutuhkan kesabaran dalam menyutradarainya,” jelas talenscout yang telah banyak melahirkan artis masa depan.

Ajang pemilihan BIMA 3 - Biang Model dan Akting, terbuka untuk umum, pria wanita, berusia 5-30 tahun, menulis biodata pribadi dan dilengkapi foto close up colour ukuran 4 R sebanyak 3 lembar dan seluruh peseryaratan dikirim ke GMC Entertainment, di Komp. Kranggan Permai, Jl. Wijaya Kusuma Blok AS 43 No. 28, Kranggan, Jatisampurna, Bekasi 17433. Atau Info lengkap Hub. 021. 93731964. ***

Senin, 11 Juni 2007

ACHIEL NASRUN

Sutradara Achiel N Nasrun mengarahkan Basuki
dalam suting sinetron Basuki Sang Gubernur

SUTRADARAI 2 JUDUL SEKALIGUS

MENYUTRADARAI dua sinetron sekaligus menjadi pengalaman baru bagi sutradara Achiel N. Nasrun. Namun sutradara kawakan ini nampak piawai. Sinetron Basuki jadi Gubernur dan Si Eneng dan Sepatu Boot produksi PT GMC Film diselesaikan pekan lalu.

“Yang penting jadwal terkoordinir dengan baik dan didukung kru yang solid, “ katanya. Yang mengagumkan dari sutradara 50-an tahun, yang terjun di film sejak 1970-an ini, selain menyutradarai Achiel juga menulis sendiri skenarionya.

“Sebagai warga yang tinggal di lingkungan ibukota saya bisa merasakan susahnya jadi warga dan mengerti kesulitan jadi gubernur. Itu yang saya tuangkan di sinetron ini, “ kata sineas yang pernah menjadi asisten sutradara-sutradara besar seperti Alm. Motinggo Busye, alm. Teguh Karya, alm.Sjumanjaya, Wim Umboh, dll. Selain itu, di tahun 1980-an, lewat film Lupus, Achiel N Nasrun dikenal sebagai pengorbit bintang remaja, seperti almarhum Ryan Hidayat, alm. Nike Ardila, Karina Suwandi, Cornellia Agatha, Inneke Koesherawati, Desy Ratnasari, Bella Saphira dll.

Dengan pengalamannya yang panjang, produser PT GMC entertainment, Thress-no Buyil memberikan kepercayaan penuh kepadanya. “Saya penuhi semua yang diinginkan Pak Achiel, untuk menyukseskan untuk menghasilkan yang terbaik. Apalagi saya prioduser baru, “ papar Thress No.

Achiel N Nasrun menyatakan, pasrah dan rajin zikir menjelang tidur merupakan dukungan kiatnya untuk tetap fit. Kuin R Manna, sang astrada menyatakan, meski pulang suting dinihari, Achiel N. Nasrun bisa kembali ke lokasi pagi hari untuk scene suting berikutnya. “Kiatnya, saya gak bawa masalah ke tempat tidur. Begitu pulang suting dan sampai ranjang, nyebut saja ‘Allah..Allah’…,” semuanya lalu ilang dan bangun kembali fresh, “ katanya, serius.

Selasa, 05 Juni 2007

Ismia Sartika Sudjani, Best of The Best JAM 2 Dewasa

TETAP BERKERUDUNG DAN INGIN SUKSES DI DUNIA ARTIS
AYAHNYA yang berdarah Garut, aktif di TNI dengan pangkat Kapten. Ibunya, yang asal Bandung, ibu rumah-tangga biasa. Kakaknya seorang polisi dan dinas Polwil Bogor. Dia sendiri mendalami bidang farmasi, menempuh pendidikan di Unjani - Universitas Jendral Ahmad Yani hingga selesai dan menjadi apoteker di sebuah rumah sakit ternama di Bandung. Tapi di luar itu, dia giat berlenggak-lenggok di catwalk dan berakting untuk sinetron.

Itulah profil Ismia Sartika Sudjani, 23, wanita berkerudung, yang Minggu malam (19/5) dinobatkan sebagai Best of The Best di ajang Pemilihan Jawara Akting dan Model (JAM) Indonesia part 2 di Hotel Orri, Cibinong, Bogor. Tak banyak yang tahu, juga sebagian besar peserta JAM 2, bahwa Ismi sudah menikah, bahkan sudah punya satu anak.

“Dititipin dulu sama neneknya. Nggak apa-apa, sudah biasa ditinggal, “ kata wanita jelita, kelahiran 5 Januari 1985 ini. “Saya menikah di usia 19 tahun, “ katanya lagi, menambahkan.

Pernikahan ternyata tak menghentikan kegemarannya berlenggak-lenggok di panggung, dan berakting di depan kamera, yang diminatinya sejak belia. “Setelah menikah, saya malah merasa lebih bebas. Suami saya mendukung, “ kata Ismia. “Waktu sama tinggal sama Bapak, banyak dilarang, karena takut mengganggu kuliah, dan kesannya kegiatan seperti ini negatif, “ ungkapnya.

“Sekarang ‘kan saya sudah bukan tanggung jawab Bapak lagi. Kebetulan suami mendukung, jadi lebih santai, “ tandasnya.

Sudah biasa menjuarai berbagai kontes model dan jalan di catwalk untuk berbagai event, di Kota Kembang, wanita 163 Cm/49 kg yang berkulit kuning langsat ini ingin mengembangkan kemampuannya, sebagai pemain sinetron yang handal. “Jujur saya ingin sukses terkenal di bidang ini. Dan saya sedang berusaha ke sana. Tapi semua terpulang kembali kepada Yang di Atas, “ tegasnya.

Sudah dua tahun berkerudung, Ismia yakin kerudung tak menghambat karir yang sedang ditekuninya. Setidaknya, dewan juri yang terdiri dari Indro Warkop, produser Drs H. Maman Suherman, sutradara Aca Hasanuddin, artis senior Erna Santoso dan peragawati A'uk Murat telah memilihnya, sehingga jadi Best of The Best di ajang nasional ini.

“Rezeki yang atur Allah. Kalau memang sudah jadi rezeki saya pasti datang juga, “ tandasnya, yakin.***

Rabu, 23 Mei 2007

Herni Sumairta Best of The Best JAM 2 Remaja

IKUTI JEJAK SUKSES CHELSEA OLIVIA

SUKSES Chelsea Olivia, sebagai bintang sinetron remaja, yang namanya sedang berkibar hari-hari ini, ikut mengobarkan semangat Herni, sesama remaja dari propinsi Lampung untuk berkarir di dunia entertainment di ibukota.

Chelsea dari Bandarlampung, saya dari Metro, “ kata Herni Sumairta. Setelah tampil di ajang JAM 2 – Jawara Acting & Model Indonesia ini, dan meraih gelar Best of The Best serta juara I acting kategori Remaja, Herni lebih percaya diri dan meyakini bahwa artis-artis daerah, khususnya dari Lampung, bisa meraih sukses berjaya di ibukota.

“Kalau harus pindah dan menetap di Jakarta pun saya siap, “ tambah bontot dari 3 bersaudara keluarga perwira Polri ini. Di sinetron Si Eneng dan Sepatu Boot, arahan sutradara Achiel N Nasrun yang akan jadi debut perdananya, Herni berperan sebagai Tati, temannya si Eneng.

Herni berjaya di JAM 2 - GMC tingkat nasional setelah sebelumnya menjadi Best of The Best di GMC tingkat Lampung. Sebelumnya, tahun 2005 lalu, dia menjadi juara 2 Model Busana Muslim antar sekolah se-Metro Lampung, dan Best Performance di ajang pemilihan model Lampung 2002, serta menjadi Maskot Putra-putri Model Indonesia tingkat Nasional 2002.

Di luar karir model, Herni giat belajar. Dia baru saja menjadi Juara III di sekolahnya, SMP Negeri III Metro. “Dari kecil Herni selalu 3 besar, “ tegasnya. Siapa bilang model dan artis identik dengan cewek cantik yang bodoh?

“Pada dasarnya Herni suka hal-hal yang menantang. Ikuti pemilihan ini termasuk yang menantang, “ tambah penggemar sinetron komedi dan film-film horror ini.

Zahra Isnadia, Best of The Best JAM 2 Anak

PENGGEMAR KARTUN YANG PANDAI BERAKTING

LAHIR 8 Agustus 1999, Zahra bangga bisa meraih Best of The Best di Pemilijan Jawara Akting & Model (JAM) Indonesia part 2, untuk kategori Anak. Sebab, dia juga Juara I Akting anak-anak. Prestasi terbaru ini menambah jajaran piala yang terpajang di rumahnya, di mana sebelumnya Zahra pernah menyabet Juara Favorite 2, dalam Pemilihan Busana Merah Putih dan Top Guest Model di Kabupaten Curup, Bukittinggi.

Zahra, 7, merupakan bontot dari 2 bersaudara putri kebanggaan pasangan Zaman Huri dan Ny. Mira Asmariah. Dia masih duduk di klas 2 SD, tapi sudah berlenggak-lenggok di panggung pemilihan model cilik di kampung halamannya, sejak masih di TK. “Zahra sukanya nonton kartun, “ katanya polos, ketika ditanya kegemarannya di rumah, selain bergaya di atas panggung dan di depan kamera.

Ayahnya, yang bekerja di BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Bengkulu, mendukung aktifitas, hobby, dan karir putri bungsunya ini. “Kalau ada kesempatan berkarir di ibukota, ya, kami juga siap hijrah ke Jakarta, “ kata Ny. Mira Amriah, ibunya yang mendampingi obrolan.

“Kalau mau serius berkarir di artis dan ingin ngetop secara nasional, ya memang tidak bisa berharap banyak kalau terus menetap di Bengkulu, “ papar Ny. Mira. “Meski banyak agen model di Bengkulu, kebanyakan tidak punya jaringan dengan Jakarta, jadinya susah maju. Malah banyak yang nakal dan menipu, “ tambahnya.

“Kami banyak menyertakan Zahra ke berbagai pemilihan dan kontes model. Tapi baru dengan GMC, dia bisa tersalur dengan benar, “ kata Ny. Mira lagi.***